Diberdayakan oleh Blogger.

GORESAN KATA SEMU

ku terpaku melihat keheningan malam.

Bagaimana bisa aku bertahan pada cinta yang tak pernah anggap ku ada?

Bagaimana bisa aku tetap mencoba yakin dan percaya bahwa itu kesejatian cinta?

Sedangkan dia yang ku sebut cinta itu, seperti udara.


Yaa, dia seperti udara.

Nyata, namun semu dipandang mata.

Hadirnya hanya bisa dirasa, tanpa bisa digenggam.


Aku tak mengerti akan hatiku.

Sudah jelas bahwa kau tak mungkin bisa ku miliki.

Namun mengapa aku selalu menanti, menanti hatimu.

Bisa menyambut hangat cintaku.


Aku malu.

Malu pada bulan yang tetap bercahaya.

Walau cahayanya terbawa angin malam.


Namun aku?

Aku hanya bisa menjadi saksi semua itu terjadi.

Kejadian yang mungkin boleh aku ucapkan dengan jujur,

Semua itu membuat hatiku terluka.

Namun siapa yang peduli? Kau? Atau mungkin dia?


Dia yang telah berhasil takhlukkan cintamu.

Apa dia peduli apa yang ku rasakan?

Sakit ini?

Ku rasa tidak.


Hanya pada malam tempatku curahkan segala apa yang ku rasa.

Hanya malam yang mengerti.

Karena kita sama.

Sama-sama bertahan dalam kegelapan yang semu, namun nyata.

SENDUKU

renggut lah aku dari klemahan ku,,
dngan ksombongan yg kau mahkotakn slalu,,
aku akn tetap mnundukan kpala, dngan tetesan air mata,,
tnpa gusar,
tanpa geming, hingga kau pergi mmbawa ambisi mu kmbali pulang.

tikam lh aku dari kpdihan ku,,
dngan kepal buas amarah mu, yg mndarah daging dalam jiwa mu,,
aku akan trdiam bisu mnhan rasa sakit dlam hati ku,,
tnpa erang,
tnpa jerit, wlau hingga jiwa ini trpisah dengan raga ku,,

dan  biarknlah aku kmbali pulang dengan tenang,
tnpa sesal mu,
tnpa tangis mu,
tnpa rindu mu,

slamat tinggal kasih,
izinkan aku me makam kan cinta ku pada mu di kelak aku brtempat layak di dalam syorga,,
biar brbatu nisan kn pnuh do'a,,
brsemi kn harum bribu putik bunga..