Diberdayakan oleh Blogger.

KUMPULAN SAJAK MOTIFASI



jodohmu mungkin bukan artis
Tapi,kau kan selalu rindu menatap wajahnya yang manis.

Jodohmu mungkin tak sehebat superman
Tapi,kau kan bersyukur karena ia seiman.

Jodohmu mungkin tak sekaya miliarder
Tapi,kau bersamanya kau takkan minder.

Seringkali jodoh itu tak selalu dimulai dengan banyak kesamaan.
Tapi setelah menikah,kau kan tahu betapa banyaknya kecocokan.

Itulah hebatnya Allah
Yang memasangkan hamba-Nya dengan begitu indah.

Semuga,Allah berikan jodoh terbaik pada kita
Yang bisa menutupi kekurangan.
Melengkapi kesempurnaan
Dan bersama menambah ketaata

Jangan terlalu berharap

Mencintai itu ibarat menggenggam sebuah pisau ditangan, ia akan membuat kita terluka ketika kita menggenggamnya terlalu erat.

Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai
seseorang,bukan karena orang itu berhenti mencintai kita,atau
karena ia tidak memperdulikan kita lagi,melainkan saat kita menyadari bahwaorang itu akan lebih bahagia apabila kita
melepasnya.

Tetapi, apabila kita benar-benar tulus mencintai seseorang, jangan
dengan mudah kita melepaskannya.
Cintai seseorang tanpa melihat,tanpa mendengar dengan setulus hati dan seutuhnya rasa yang kita miliki Sebab bila mencinta dengan pandangan disaat ia buyar bisa saja cinta itu pupus.

Bila mencintai dengan pendengaran, disaat tak terdengar lagi bisa saja cinta itu hilang. Mencintai seseorang bukan apa-apa, jangan
terlalu berharap akan balasannya. Dicintai seseorang adalah sesuatu yang bisa menjadi berkah dan bisa juga menjadi fitnah.

Dicintai oleh orang yang kita cintai sangatlah berarti, maka syukuri dan nikmati. Tetapi dicintai Sang Maha Pencipta adalah segala-galanya karena segala macam cinta ada dalam genggaman-Nya.


Bila dahaga, yang susukan aku.....IBU
Bila lapar, yang menyuapi aku....IBU
Bila sendirian, yang selalu di sampingku.. .. IBU
Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut.... IBU
Bila bangun tidur, aku cari.... IBU
Bila nangis, orang pertama yang datang .... IBU
Bila ingin bermanja, aku dekati.... IBU
Bila ingin bersandar, aku duduk sebelah.... IBU
Bila sedih, yang dapat menghiburku hanya.... IBU
Bila nakal, yang memarahi aku.... IBU
Bila merajuk, yang membujukku cuma.... IBU
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah.... IBU
Bila takut, yang menenangkan aku.... IBU
Bila ingin peluk, yang aku suka peluk.... IBU
Aku selalu teringatkan .... IBU
Bila sedih, aku mesti telepon.... IBU
Bila senang, orang pertama aku ingin beritahu.... . IBU
Bila marah.. aku suka meluahkannya pada.. IBU
Bila takut, aku selalu panggil... " IBUUUUUUU! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....IBU
Bila aku ingin bepergian, orang paling sibuk juga.... IBU
Bila buat masalah, yang lebih dulu memarahi aku.... IBU
Bila aku ada masalah, yang paling risau.... IBU
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. IBU
Yang selalu masak makanan kegemaranku. ... IBU
Kalau pulang ke kampung, yang selalu member bekal..... IBU
Yang selalu menyimpan dan merapihkan barang-barang aku.... IBU
Yang selalu berkirim surat dengan aku... IBU
Yang selalu memuji aku.... IBU
Yang selalu menasihati aku.... IBU
Bila ingin menikah..Orang pertama aku datangi dan minta persetujuan. .... IBU

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu…
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak,… engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata…

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah… saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku…
Hidup memang pilihan…
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak…
Maafkan ibu…
Maafkan ibu…
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak…
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak…
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu…

PUISI UNTUK MAMA

                                                     
Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana kau dilahirkan,
tetapi aku yakin,
hari itu pastilah hari yang indah,
langit memerah jambu,
awan berdesakan hendak turun,
mentari mengerlingkan mata,
sorepun tak ingin beranjak menjadi malam,
karena gembiranya dunia,
menyambut kehadiran wanita mulia.
Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana aku dilahirkan,
hari yang kau senyumi,
hari yang kutangisi,
hari yang tak pernah kunanti,
karena ketakutanku yang amat sangat,
tentang sebuah balas budi,
dan janji-janji bakti,
yang tak mungkin kupenuhi,
untuk mewujudkan harapanmu.
Bunda,
aku masih bisa melihat senyummu,
kurang lebih,
hampir sama seperti senyummu dulu,
ketika kau melahirkanku,
tetapi ijinkan aku bertanya,
bukankah bulan tak selamanya purnama?
dan embun pagi akan diteguk binatang melata,
akupun telah tak telanjang lagi,
karena berbaju tebal keangkuhan,
maka seyogyanya,
menangislah bunda.