Awan mendung menutupi malam
Bintang-bintang enggan menunjukkan dirinya
Bulan pun ikutan bersembunyi di balik kegelapan malam
Malam amat gelap, tak ada cahaya langit yang menyinari
Perlahan rintik hujan turun membasahi bumi
Tetesan air langit terus mengalir
Makin lama semakin deras
Layaknya air ledeng yang keluar dari kerannya
Keluar tak terbendung hingga tak ada satupun sudut kota ini yang luput dari sentuhannya
Dapat kurasakan kebahagiaan di setiap tetesnya
Seperti narapidana yang bebas dari bilik jeruji besi
Bahagia terbebas dari belenggu, meluapkan kegembiraannya
Berlari sesuka hati, tertawa sepuasnya
Begitulah hujan, seakan ia bahagia terbebas dari bilik-bilik awan
Meluapkan kegembiraan, turun dengan sorak gembira
Malam ini aku sendiri tanpa dia di sini
Ada rindu yang menganggu hatiku
Ada kekosongan di sisiku
Kurindu tawanya, senyumnya dan juga celaannya
Rindu ini terasa sesak di dada, menghimpit kepingan hatiku
Kuingin dia ada di sini
Menikmati tetesan hujan bersama
Bercengkrama di balik kedinginan malam
Hujan, apa kabar dia di sana
Apakah tetesanmu juga membasahi tanah Jawa
Hujan, apapun yang terjadi di sana
Sampaikanlah salam rinduku padanya
Katakan padanya bahwa aku sangat merindukannya
Memimpikan kehadirannya
Sampaikan bahwa aku sangat menyanyanginya
Bisikkan pula padanya bahwa aku begitu mencintainya
Seandainya pintu Doraemon itu ada
Pasti sudah kutemui dia dari tadi
Tuhanku, lindungilah dia
Jagalah dia demi aku yang merindukannya