Diberdayakan oleh Blogger.

KUNANG KUNANG

Ketika kecil ia sering diajak ayahnya bergadang
di bawah pohon cemara di atas bukit.
Ayahnya senang sekali menggendongnya
menyeberangi sungai, menyusuri jalan setapak
yang berkelok-kelok dan menanjak.
Sampai di puncak, mereka membuat unggun api,
berdiang, menemani malam, menjaring sepi.
Ia sangat girang melihat kunang-kunang berpendaran.
"Kunang-kunang itu artinya apa, Yah?"
"Kunang-kunang itu artinya kenang-kenang."
Ia terbengong, tidak paham bahwa ayahnya
sedang mengajarinya bermain kata.

Bila ia sudah terkantuk-kantuk, si ayah segera
mengajaknya pulang, dan sebelum sampai di rumah,
ia sudah terlelap di gendongan.
Ayahnya menelentangkannya di atas amben tua,
lalu menaruh seekor kunang-kunang di atas keningnya.

Saat ia pamit pergi ngembara, ayahnya membekalinya
dengan sebutir kenang-kenang dalam botol.
"Pandanglah dengan mesra kenang-kenang ini
saat kau sedang gelap atau mati kata;
maka kunang-kunang akan datang memberimu cahaya."

Kini ayahnya sudah ringkih dan renta.
"Aku ingin ke bukit melihat kunang-kunang.
Bisakah kau mengantarku ke sana?"
Malam-malam ia menggendong ayahnya
menyusuri jalan setapak menuju bukit.
"Apakah pohon cemara itu masih ada, Yah?"
tanyanya sambil terengah-engah.
"Masih. Kadang ia menanyakan kau
dan kubilang saja: Oh, dia sudah jadi pemain kata."

"Nah, kita sudah sampai, Yah. Mari kita bikin unggun."
Si ayah tidak menyahut. Pelukannya semakin erat.
"Tunggu, Yah, kunang-kunang sebentar lagi datang."
Si ayah tidak membalas. Tubuhnya tiba-tiba memberat.
Ia pun mengerti, si ayah tak akan bisa berkata-kata lagi.
Pelan-pelan ia lepaskan ayahnya dari gendongan.
Ketika ia baringkan jasadnya di bawah pohon cemara,
seribu kunang-kunang datang mengerubunginya,
seribu kenang-kenang bertaburan di atas tubuhnya.
"Selamat jalan, Yah. In paradisum deducant te angeli.

MENCARI MAKNA CINTA

Embun pagi telah mengering
Pancaran mentari membuat dedaunan menguning
Mataku tertegun menatap langit
Melepas hati yang terbelit
Kini ku bisa tersenyum
Melihat dunia penuh rasa kagum
Setelah kian lama hatiku menangis
Akan cinta yang kian terkikis
Kini ku bisa gembira
Manjalani hidup dengan orang-orang tercinta
Setelah jiwaku berduka
Merintih dan tersiksa
Aku bersyukur
Api cinta tak membuatku hancur
Kini ku ingin hidup kembali
Mencari makna cinta sejati

PANTAI UTARA

Senja di ufuk utara pulau jawa
panas menyengat dari pagi sampai sore
senja pun datang perlahan dengan
sinar temaramkuning ke emasan
memecah onggokan mega menghalang pandang

senja nan indah di ufuk utara pulau jawa
bias rona warnamu laksana harapan ke niscayaan
aku termagu dalam belaian semilir angin

aku terhipnotis oleh semilir sepoi mu
aku terlena usapan manjamu
aku terpedaya belaian mesramu
aku termangu kau menyisir rambutku yg panjang terurai

senja di ufuk utara pulau jawa
panorama nan indah ciptaan tuhan yang tiada terkira
kau bagaikan terapi alami yang menyejukan
kau bias wajah kuyuku yang terlelahkan oleh p-adatnya
aktiviti sepanjang hari
kau terapi alamiku
aku sangat bersyukur kota tempat tinggalku
tak jauh dr tempatmu di peraduan cakrawala.,,
SALAM DARI UFUK SENJA Di UTARA PULAU JAWA
(tuban kota ku) pos on by:gendhis savindra

PUISI UNTUK GURUKU

GURU SEJAHTRA:
Lihatlah dan coba cermati
Sosok yang datang di pagi sepi
Pantalon dan Kemejanya rapi
Bergesper gelap juga berdasi
Sepatu mengkilap melangkah pasti
Dengan laptop di tangan kiri
Dan juga alat komunikasi
Rambut tersisir berminyak wangi
Aromanya, Hmm… seharum kesturi
Lihatlah rumahnya,
Yang tak jauh dari sekolah
Sungguh bersih dan asri
Warna cat, hiasan dan alam serasi
Di halaman rumput hijau menghiasi
Diselingi pohon rimbun di kedua sisi
Garasi mobil di sebelah kiri
Dengan tanaman pot mengelilingi
Ada bangku-bangku diterasnya
Yang banyak dipenuhi bunga-bunga
Ada air mancur dan kolam
Di mana ikan bergerombolan
Di ruang dalam tak kalah juga
Perabot sederhana yang apik tertata
Ada ruangan luas satu saja
Dan rak buku sungguh besarnya
Aneka judul ribuan jumlah
Komik, kamus aneka majalah
Biologi, geografi juga sejarah
Karya sastra, puisi, cerpen dan prosa
Buku cerita anak, remaja, dan dewasa
Beragam kliping dan ensiklopedia
Deretan panjang hasil karya ilmiah
Sungguh sumber ilmu semua isinya
Ada juga media elektronika
Yang membuat pelajaran berjiwa
Peta benua semua ada
Juga globe dan berbagai alat peraga
Di situlah Ia siapkan pelajaran
Dengan sungguh-sungguh persiapan
Di depan kelas akan disampaikan
Ilmu dengan aneka penyampaian
Bagaimana murid-murid tak kaya
Dengan ilmu yang akan diserapnya
Seperti itulah semua rumah
Yang dimiliki guru-guru daerah
Mereka hidup dengan sejahtera
Bersama istri dan anak-anaknya
Karena jasa yang tiada tara
Mengukir pribadi anak negri
Dengan ilmu dan budi pekerti
Mengasah akal dan menghias hati
Sejak kecil hingga terbawa mati
Sungguh balasan yang tak sepadan
Meski dengan emas intan berlian.........

SAJAK UNTUK GURU :
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia

Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu Guru
Tugas yang sangat besar

Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas

Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin ingin kuucapkan
Terimakasih atas semua jasamu...

PELANGI UNTUK GURU

Dia yang mengajariku selama ini
Dia yang  menjadikanku seperti ini
Dia yang rela dititipkan seorang aku..
Benda kosong melompong yang saat itu hanya penuh nafsu..

Lalu…
Ia anggap diriku layaknya selembar kertas putih
Dilukisnya warna-warna damai nan berarti
Putih, agar diriku berpikiran jernih
Emas, agar diriku bersinar cerah
Dan merah, agar hatiku penuh dengan semangat yang membara

Dan kini aku pun mengerti…
Dirinya yang telah membuat diriku penuh isi
Yang membuatku mengerti, bahwa hidup itu untuk dijalani
Dan yang membuatku bahagia memiliki warna-warna pelangi

Suatu saat nanti, aku akan kembali padanya..
Membalas budinya..
Melukiskan beribu pelangi yang pantas ia banggakan

Jasaya untukku takkan pernah tergantikan
Ku ucapkan terimakasih untukmu, pelita hatiku
Ku ucapkan terimakasih untukmu..
Dia…
terimakasih untuk guru guruku yang tercinta
dari kalian aku bisa tau tentang ilmu dari kalian aku tau tentang makna.,.,.
terimakasih dan terimakasih jasa kalian semua tertanam dalam lubuk sanubariku.,.,

PUISI GALAU

RUMPUT LIARS
atu anak rumput liar
Bernyanyi di tengah padang rumput
Patah bukan terpaan angin
Roboh bukan hantaman musim

Aku tak berkata ia tiada
Meski gelap kian merata

Penat memikul tempatnya berpijak
Andai bisa kuhempaskan sejenak
Semakin berat
Seberat besi tak berkarat

Dasar rumput liar
Tiada gentar asal tak tercabut akar
Meski tumit menjejalkanku pada mulut bumi
Aku tak kan mati semudah semut api

Bumi itu temanku
Bumi tak kan sanggup menelanku

Tapi aku tak sanggup menjaga bumi
Bumi yang perlahan ditinggal peduli dan sekarat teracuni

HEMPASAN GELOMBANG PASANG
Sayap-sayap hitam membentang
Puluhan waktu serentak berdentang
Arah pun berubah pandang
Gumpalan angan belomba pasang

Degup jantung bergemuruh
Bias kaca buram mengisi seluruh

Sayup-sayup bayu selirih berbisik
Segara, tak kunjung habis tuan kau usik

Tiada sesal engkau
Maafkan ruh kami
Lupakan lika-liku kami

Kau tuli
Tapi kau tak buta
Murka
Kau telan mentah dosa-dosa

Namun tak sepantasnya kau korbankan mereka
Ia yang tak pernah mengenal dosa
Namun aku berpegang hati
Garismu tak pernah salah mengisi

 :) :)