Diberdayakan oleh Blogger.

UNTUKMU IBU

~ UNTUKMU IBU ~

IBU kupersembhkan puisi ini untukmu..
Ku tulis puisi ini special untkmu..
Namun tiada kalimat yg sanggup menandingi kalimat kash sayangmu..
Tiada kata" seindah seyummu..

Cintamu nan tulus membuat hdpku sangat berarti..
Ada engkau disisiku ibu..
Kau memberi kekuatan untkku..
Kau mengajari keikhlasan dalm hdpku..

Kini aku tau arti kesbrn dan keikhlasan itu ibu..
Seperti mana engkau telah membesarkan dan mendidikku penuh kesbrn dan keikhlasan..

Engkau bgtu sbr menunggu 9 bln untk melahrkanku ke dunia ini..
Walaupun engkau tau aku sngat nakal, sering menendang dan memukul perutmu ibu..
Namun engkau tak pernah marah..
Engkau malah tersenyum sembari mengelus dan berkata "
Anakku jgn nakal, bntr lg km bs bermain bersama ibu "
saat ku dgr kt" ibu aku pun trtidur dlm ruang kashmu ibu ..

Terimaksh telah mempertaruhkan nyawamu untk melahrkan ku ibu..
Terimaksh telah merawatku penuh keikhlasan dan tak pernh meminta imblan dariku..
Terimaksh untk segalanya ibu..
Semoga allah slalu memberi kshtn dan panjang umur.. Amin.

I U IBU..

HATIKU

Ku torehkan kata hatiku dalam puisi yang mungkin tak bersajak
Tentang hati yang mungkin tak lagi termiliki olehmu
Bersama pedih hatiku
Ku mengadu pada Tuhan tentang keluh kesah hatiku
Dan berdoa agar tuhan selalu menjagmu

Biarkanlah ku disini tanpamu
Bersama kenangan yang telah terpatri indah di hatiku
Yang takkan hilang di makan masa

Kini semua telah berubah
Saat indah bersama kini tinggal cerita

Kenangan ini bagian dari hidupku
Hanya kenangan ini yang mengingatkanku akan dirimu,
akan cinta kita dan kebersamaan kita di masa dulu

Sudahlah..
Tak mengapa bila mungkin aku sudah kau lupakan
Bila mungkin aku sudah tak ada lagi di hatimu

Bagiku mencintaimu bukan hanya disaat kau bersamaku
tapi disaat kau pun pergi kau tetap di hatiku
Karna cintamu yang dulu masih bersemayam indah di hatiku
dan hati ini masih dan akan selalu menyayangimu..

PANTASKAH AKU MENANGIS

Tentang Sang Hati

Malam ini aku menangis tanpa suara
Merenungkan diri di sudut ruangan
Gelap menyendiri tanpa ada teman
Sunyi menerpa menemani sepinya malam

Aku berpikir
Kenapa tidak kuteriakkan saja semua amarahku?
Kenapa tidak kutunjukkan saja semua rasa jengkelku?
Memendamnya dan menangis sendiri itu tidak enak

Kadang aku ingin tertawa dengan segala kebodohanku
Kadang juga aku benci dengan segala rasa sabarku
Saat kubiarkan mereka mengabaikanku
Saat kubiarkan mereka menginjak-injak diriku

Mereka memanfaatkanku layaknya boneka
Sebuah benda yang akan selalu tersenyum dan takkan menangis
Benda mati yang selalu menjadi penghibur mereka
Dan akan dibuang setelah mereka merasa tak memerlukannya lagi

Temankah itu?
Kekasihkah itu?
Kata-kata itu membuatku tertawa terpingkal-pingkal
Bisa-bisanya mereka mengaku sebagai orang terdekatku

Padahal mereka hanya memanfaatkanku
Mereka hanya mengganggu hidupku
Mereka menghancurkan apa yang sudah kubangun selama ini
Kemudian membuatku merasa bersalah karena telah memarahi mereka

Aku benci
Aku ingin di dengarkan
Aku bukan hanya ingin mendengarkan
Perlukah aku berteriak di depan telinga mereka?

Aku tepat berada di sini
Di samping mereka
Tapi mereka sama sekali tidak ingin menggenggam tanganku
Ketika kesedihan menghantam mentalku

Haruskah aku peduli pada mereka?
Haruskah aku tersenyum pada mereka?
Mengucapkan tolakan halus dengan lembut
Lalu berkata, “Aku baik-baik saja.”

Pembohong!
Mereka membuatku menjadi seorang pembohong
Mereka menuntutku untuk menjadi budak mereka
Dan mereka sama sekali tidak mengerti bahwa hatiku menjerit sakit

Aku mencoba untuk menjadi yang terbaik
Aku mencoba untuk menjadi berguna
Aku mencoba segalanya
Namun kenapa aku selalu mendapat tatapan penuh kecewa itu?

Ingin kuteriakkan segala rasa benci dalam hatiku
Akan kukatakan betapa perihnya hatiku saat ini
Tapi kenapa?
Aku sama sekali tidak bisa

Lemah
Pengecut
Sama sekali tidak bisa diharapkan
Inikah akhir dari seorang pemimpi yang baru bangkit?

Padahal baru saja kusugesti diriku untuk berdiri
Memantrai diri agar kembali berjalan
Mengusir pikiran bahwa setiap kujejakkan kakiku di sana
Aku akan semakin terluka lagi dan lagi

Aku tidak tahu
Aku tidak mengerti
Mengapa semuanya terjadi atas kehendak mereka
Dan aku sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa

Dalam curamnya jurang
Tempatku jatuh berkali-kali
Aku selalu mencoba meraih tali setipis jaring laba-laba
Juga setitik cahaya yang menuntun jalanku untuk kembali

Aku berhasil
Aku bisa naik ke atas
Perjuanganku berakhir bahagia
Bahagia sampai mereka mendorongku kembali ke bawah

Aku hancur
Aku terluka
Tidak tahukah mereka betapa sulitnya bangkit itu?
Tidak tahukah mereka seberapa susahnya meraih jaring itu?

Mereka kembali mencoba menginjakku
Kembali mencoba menggangguku
Padahal mereka tahu aku terpuruk
Namun mereka mengacuhkanku bagaikan debu

Lucu!
Lucu sekali!
Mereka benar-benar brengsek dan membuatku tertawa keras
Aku tidak akan pernah menyangka mereka akan lampiaskan semuanya padaku

Semuanya yang mereka dapatkan
Harusnya menjadi milikku
Segalanya yang mereka raih
Harusnya menjadi kebanggaanku

Tuhan,
Apa yang harus kulakukan?
Aku tidak sanggup
Aku tidak kuat lagi

Tali kesabaranku telah mencapai ujungnya
Tak dapat lagi kupendam
Tak dapat lagi kusimpan
Segala eksistensi benci dan amarah dalam hati

Namun aku takut
Aku tidak ingin sendirian
Aku tahu rasanya kesepian
Dan itu benar-benar menyakitkan

Haruskah kuhancurkan diriku secara perlahan lagi?
Haruskah kukikis segala harga diriku demi tidak sendirian?
Aku bertanya pada hatiku yang tergores dalam
Mungkin aku harus kembali mencoba

PUISI RINDU

 Kemana hala nak dituju lagi saat ini,
Kesepian,
Kerinduan,
Mengusik hari-hariku,
Bermain-main di jiwaku,
Aku tak bisa mengusir kerinduan itu,
Kadang.. Aku bertanya sendiri,
Adakah cintamu ada buatku?
Atau ia hanya mainan mindaku?
Air hangat mengalir dikelopak mataku,
Tanpa henti,
Aku penat,
Aku lelah,
Tanpa mengindah sesiapa yg ada di sekeliling,
Aku terus menangis,
Sebak,
Nafasku tersekat,
Jiwa tak tertahan,
Rindu selalu padamu,
Kemana kau saat ini ?
Kemana kau pemilik rahsia hatiku ?

Jangan kau curigai aku lagi,
Jangan kau sangsi akan kejujuranku,
Aku kan tetap setia menunggumu,
Hingga hujung nyawaku,
Hingga nafas terakhirku,
Saat aku sudah tiada lagi,
Kenanglah daku dalam doamu,
Ingatlah namaku dalam hatimu,
Ingatlah aku yang selalu membisik kata rindu padamu,
Ingatlah aku yang pernah jadi suri dihatimu,

Ya Allah.. Andai dia jodohku yang terakhir,
Kau perkenankan doa dalam setiap sujudku,
Kalau bukan dia jodohku,
Berikan jodoh yang terbaik untuknya,
Bahagia dia.. Bahagialah aku,
Derita dia.. Deritalah aku,
Jangan biarkan dia menangis lagi..
Ya Allah.. Aku sayang dia..

Ya Allah.. Tahajjud cintaku hanya untuk dia,
Jagakan dia untukku,
Yang tak bisa melewati hari-harinya selalu.